Jeneponto, 18 Maret 2025 – Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jeneponto menuai kontroversi. Sejumlah pengurus mengaku terkejut dan tidak mengetahui adanya agenda tersebut yang berlangsung di Aula Kalabirang, Rumah Jabatan Bupati Jeneponto.
Beberapa pengurus menyatakan bahwa mereka awalnya mengira acara tersebut hanyalah buka puasa bersama dan silaturahmi antara PLT Ketua HIPMI dengan pengurus lama serta Pj. Bupati. Namun, mereka terkejut saat mengetahui bahwa agenda tersebut ternyata adalah Musda untuk pemilihan ketua baru.
“Kami sama sekali tidak tahu bahwa ini adalah Musda. Kami tidak pernah mendapat informasi tentang prosesnya, tiba-tiba sudah dilaksanakan,” ujar salah satu pengurus yang keberatan dengan pelaksanaan Musda tersebut.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan mekanisme pemilihan yang dinilai tidak transparan. Pasalnya, hanya ada satu calon tunggal, yaitu dr. Isradi, dan mereka tidak mengetahui kapan serta bagaimana proses pendaftaran dan penjaringan calon ketua dilakukan.
Mereka juga menuding adanya intervensi dari HIPMI Provinsi Sulawesi Selatan yang dinilai tidak memberikan kesempatan kepada pengurus lainnya untuk bersaing dalam Musda. Bahkan, Ketua HIPMI Sulsel, Andi Amar Sulaiman, dalam sambutannya menyatakan bahwa jika ada penolakan terhadap Musda HIPMI Jeneponto, maka forum tersebut akan dipindahkan ke Makassar.
Atas kondisi ini, beberapa pengurus menyatakan kekecewaannya dan menilai hasil Musda HIPMI Jeneponto cacat secara proses. “Kami tidak bisa mempercayai hasil Musda ini karena pelaksanaannya yang tidak transparan dan penuh intervensi,” ujar mereka.
Dengan berbagai polemik yang muncul, pelaksanaan Musda HIPMI Jeneponto masih menjadi perbincangan hangat di kalangan pengurus dan anggota organisasi tersebut.